Friday, September 28, 2018

Mazmur 122


Sebab di sanalah ditaruh kursi-kursi (terjemahan lain: takhta) pengadilan. Takhta kerajaan ditetapkan di Yerusalem. Di antara bangsa itu selalu ada semacam pengaturan penghakiman, namun sebelumnya dalam keadaan yang tidak tetap, dan sering berubah-ubah. Allah pada akhirnya menetapkan satu pemerintahan baru yang akan terus berlanjut, dalam pribadi Daud. Kehendak-Nya-lah bahwa keturunan Daud akan meneruskan kerajaan ayah mereka hingga kedatangan Kristus. Sebelumnya sang nabi membicarakan Bait Allah dan keimaman. Sekarang ia menegaskan, bahwa kerajaan yang didirikan Allah ini, akan teguh dan tak berubah; untuk membedakannya dari segala kerajaan lain di dunia, yang bukan saja sementara, tetapi ringkih dan tunduk pada bermacam-macam perubahan. Keberlangsungan selamanya kerajaan ini dikonfirmasi dengan jelas oleh nabi-nabi lain di berbagai tempat dalam tulisan mereka, dan dengan alasan yang tepat. Tujuan mereka adalah mengajar orang beriman, bahwa Allah akan menjadi pelindung kesejahteraan mereka, selama mereka berada di bawah perlindungan Daud. Jika mereka ingin terus aman dan makmur, maka janganlah mereka mencari raja-raja baru sesuka mereka, melainkan hidup tenang di bawah pemerintahan yang Allah telah tetapkan bagi mereka.

Oleh karena rumah TUHAN, Allah kita, aku hendak mencari kebaikan bagimu. Jika keselamatan saudara-saudara kita adalah hal yang penting bagi kita, jika agama adalah masalah hati bagi kita, maka pada saat yang sama kita harus, sekuat-kuatnya, memperhatikan kesejahteraan Gereja. Siapa yang tidak mempedulikan keadaannya, bukan saja tak saleh tetapi kejam. Gereja adalah “tiang penopang dan dasar” kebenaran, maka kehancurannya pastilah berakibat pada padamnya kesalehan sejati. Jika tubuh itu hancur, bagaimana mungkin tiap anggotanya tidak terlibat dalam kehancuran itu? Bagian ini mengajar kita lebih jauh lagi, bahwa Gereja bukan sekadar nama yang kosong, melainkan di mana ibadah sejati ada, di sana Gereja harus ditemukan.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment