Saturday, September 29, 2018

Mazmur 123

Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita. Pengumpamaan ini sangat serupa dengan keadaan sebenarnya. Tanpa perlindungan Allah, orang beriman tidak memiliki penghiburan, tak bersenjata dan telanjang menghadapi ketidakadilan, tanpa kekuatan ataupun keberanian untuk melawan. Singkatnya, keamanan mereka sepenuhnya bergantung pada pertolongan yang didapat dari pihak lain. Kita tahu betapa memalukannya perlakuan yang diterima para hamba di jaman kuno, dan hinaan-hinaan apa yang dilemparkan pada mereka, sementara mereka tidak berani menggerakkan satu jaripun untuk menolak kekurangajaran itu. Tanpa sarana apapun untuk melindungi diri mereka, satu-satunya yang dapat mereka lakukan adalah merindukan perlindungan tuan mereka. Penjelasan yang sama berlaku untuk hamba perempuan. Keadaan mereka memalukan dan merendahkan. Tetapi kita tidak perlu malu atau tersinggung jika dibandingkan dengan hamba, selama Allahlah pelindung kita, dan meletakkan hidup kita di bawah penjagaan-Nya. Aku katakan, Allah dengan sengaja melucuti kita dari segala pertolongan duniawi, supaya kita belajar bergantung pada anugerah-Nya, dan merasa puas dengan anugerah itu saja. Di masa lampau merupakan pelanggaran besar jika budak membawa pedang atau senjata lain, maka karena mereka diancam berbagai bahaya, biasanya tuan mereka membela mereka dengan lebih lagi, ketika ada orang yang tanpa sebab memperlakukan mereka dengan kekerasan. Tidak dapat diragukan, ketika Allah melihat kita hanya bergantung pada perlindungan-Nya dan kita melepaskan segala kepercayaan pada kemampuan kita sendiri, Ia sebagai pelindung kita pasti menghadapi segala gangguan yang ditujukan pada kita, dan menjadi perisai kita. Di bagian ini kita temukan gambaran masa di mana umat Allah berada dalam keperluan yang darurat, dan hampir berputus asa. Kata “tangan” digunakan untuk “pertolongan.”

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment