Tuesday, October 2, 2018

Mazmur 126


Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN. Ayat ini mengandung doa supaya Allah mengumpulkan kembali sisa-sisa orang buangan. Semua orang Yahudi, tentunya, mendapati pintu dibukakan bagi mereka, dan kebebasan sempurna diberikan pada mereka, untuk keluar dari tanah tempat mereka dibuang. Namun jumlah orang yang mengambil bagian dari keuntungan ini kecil saja ketika dibandingkan dengan jumlah bangsa itu yang besar. Ada yang dihalangi oleh ketakutan, yang lain oleh kemalasan dan kekurangan keberanian, karena melihat bahaya yang mereka anggap tidak sanggup mereka kalahkan, mereka memilih berbaring diam dalam kekotoran mereka sendiri, daripada menghadapi kesulitan perjalanan. Sangat mungkin, banyak dari mereka yang lebih memilih kenyamanan masa kini daripada keselamatan kekal. Apa yang dinubuatkan nabi Yesaya jelas digenapi (10:22), yaitu meski jumlah bangsa itu sebanyak pasir di laut, namun hanya sedikit saja yang diselamatkan. Banyak yang terang-terangan menolak keuntungan yang ditawarkan pada mereka. Ada banyak kesulitan dan halangan yang harus dihadapi orang-orang yang mengambil kebebasan yang diberikan pada mereka oleh kehendak raja. Maka hanya sedikit yang memiliki penilaian yang lebih waras dan hati yang lebih berani, yang berani melangkahkan kaki – dan itu pun dengan ragu-ragu. Tidak heran sang nabi meminta Gereja untuk memohon Allah membawa pulang orang-orang buangan. Selain itu, keadaan orang-orang yang sudah kembali harus diperhatikan: tanah mereka diduduki orang asing, yang merupakan musuh bebuyutan mereka, sehingga mereka sama merupakan orang buangan di tanah sendiri seperti di Babel. Maka ada dua kali lipat kebutuhan untuk gereja memohon dengan sungguh-sungguh supaya Allah mengumpulkan orang yang terserak-serak. Pertama, supaya Ia memberi keberanian pada yang takut, membangunkan yang tak bergerak, menyadarkan orang-orang yang mabuk kepayang untuk melupakan kesenangan mereka, dan mengulurkan tangan-Nya menjadi pembimbing mereka semua. Kedua, supaya Ia menempatkan bangsa yang kembali itu dalam kebebasan dan ketenangan.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment