Thursday, October 4, 2018

Mazmur 127:2


Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah. Dengan lebih jelas, Salomo menyatakan bahwa manusia sia-sia saja melelahkan diri dengan usaha mereka, dan membuat diri mereka kurus karena puasa untuk mendapatkan kekayaan, sebab semua ini juga berkat yang hanya Allah dapat berikan. Untuk mendorong mereka lebih lagi, ia menujukan kata-katanya pada setiap individu. Sia-sialah kamu, katanya. Secara spesifik ia menyebutkan dua cara yang dianggap penting untuk mencapai kekayaan. Tidaklah mengherankan jika orang-orang yang menjadi kaya dalam waktu singkat mengerjakan apa saja, menghabiskan siang malam untuk pekerjaan mereka, dan hanya menghabiskan sedikit dari hasil usaha mereka untuk makanan. Namun Salomo menegaskan, bukan hidup hemat atau rajin bekerja yang akan dengan sendirinya menghasilkan apapun juga. Ia bukan melarang kita menguasai diri dalam makan atau bangun pagi untuk mengerjakan urusan dunia kita. Tetapi ia menyatakan apapun yang dapat menggelapkan anugerah Allah sebagai bukan apa-apa, untuk mendorong kita berdoa, memanggil Allah, dan bersyukur bagi berkat Ilahi. Kita pasti akan memasuki panggilan kita di dunia dengan cara yang benar, jika pengharapan kita hanya bergantung pada Allah, dan keberhasilan kita akan sesuai dengan keinginan kita. Tetapi jika seseorang tidak mengingat Allah, terburu-buru mengejar nafsunya, ia akan menghancurkan dirinya sendiri oleh curamnya jalan. Sang nabi tidak bermaksud mendorong orang menjadi malas, sehingga mereka tidak memikirkan apa-apa, tertidur dan membuang waktu. Melainkan ketika seseorang melaksanakan apa yang Allah telah perintahkan padanya, ia harus selalu memulai dalam doa dan berseru pada nama-Nya, mempersembahkan kerja keras pada-Nya untuk Ia berkati.

Sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur (terjemahan lain: Ia memberikan tidur kepada yang dicintai-Nya). Allah akan memberikan pada anak-anak-Nya hal-hal yang dikejar orang-orang tak beriman dengan usaha keras mereka.
Meski orang beriman hidup bekerja keras, namun mereka menaati panggilan dengan batin yang tenang dan damai. Maka tangan mereka tidak tinggal diam, namun batin mereka beristirahat dalam ketenangan iman, seperti sedang tidur.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment