Sunday, October 7, 2018

Mazmur 129


TUHAN itu adil, Ia memotong tali-tali orang fasik. Meski Allah mungkin nampak menunda untuk sementara waktu, tetapi Ia tidak pernah melupakan keadilan-Nya, sampai menahan kelegaan bagi umat-Nya yang tertindas. Paulus mengutip sebab yang sama, mengapa Allah tidak akan selamanya membiarkan mereka dianiaya (2 Tes. 1:6-7) – “Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu, dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami.” [“Allah itu adil: Ia akan membayar kembali kesulitan kepada orang-orang yang menyulitkan kamu, dan memberikan kelegaan kepada orang-orang yang tertindas, dan juga kepada kami.”] Hal ini perlu diperhatikan secara khusus, bahwa kesejahteraan Gereja tidak dapat dipisahkan dari keadilan Allah. Dengan bijaksana sang nabi mengajar kita, sebab mengapa para musuh Gereja tidak dapat bertahan, adalah karena Allah meniadakan usaha-usaha mereka, dan tidak membiarkan mereka melewati penetapan-Nya.

Mereka seperti rumput di atas sotoh, yang menjadi layu, sebelum dicabut, yang tidak digenggam tangan penyabit, atau dirangkum orang yang mengikat berkas. Sang Pemazmur meminjam ilustrasi doktrin ini dari contoh hidup sehari-hari. Di mana ada prospek akan panen yang baik, kita harus memohon pada Allah, yang bidang-Nya adalah memberikan kesuburan pada tanah, supaya Ia mencurahkan berkat-Nya sepenuhnya. Dan sejak hasil bumi rentan terhadap begitu banyak bencana, anehlah jika kita tidak terdorong untuk berdoa karena keperluan mutlaknya bagi manusia dan hewan. Sang Pemazmur yang membicarakan orang-orang yang lewat yang memberkati para penuai, tidak hanya memaksudkan anak-anak Allah, yang diajar oleh Firman bahwa kesuburan tanah bergantung pada kebaikan-Nya. Ia juga memasukkan orang-orang dunia, yang menerima penanaman pengetahuan tersebut secara alamiah. Kesimpulannya, jika kita tidak hanya berada di dalam Gereja Tuhan, melainkan juga berjuang untuk dihitung di antara warganya yang sejati, kita akan sanggup tanpa takut memandang rendah segala kekuatan musuh kita. Meski mereka berbunga dan memiliki penampilan yang hebat untuk sementara waktu, namun mereka hanyalah rumput kering, yang dijatuhi kutuk dari surga.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment