Monday, October 8, 2018

Mazmur 130


Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang. Hal berikut dapat diamati dari kesehari-harian: orang-orang yang tertahan pada langkah di mana mereka menganggap diri mereka sendiri layak menerima kematian kekal, terburu-buru maju seperti orang gila untuk melawan Allah. Maka untuk meneguhkan dirinya sendiri dan orang-orang lain, sang nabi menyatakan bahwa belas kasihan Allah tidak dapat dipisahkan atau diputuskan dari diri-Nya. “Begitu aku memikirkan-Mu,” kira-kira katanya, “belas kasihan-Mu juga nampak dalam batinku, sehingga aku tidak ragu bahwa Engkau akan berbelas kasihan padaku, karena mustahil Engkau menyingkirkan hakekat-Mu dari diri-Mu sendiri: fakta bahwa Engkau adalah Allah, adalah jaminan pasti bagiku, bahwa Engkau akan berbelas kasihan.” Pada saat yang sama haruslah dimengerti, bahwa ia bukan membicarakan pengetahuan yang kacau, melainkan pengetahuan yang memampukan sang orang berdosa untuk menyimpulkan dengan kepastian, bahwa sesegera ia mencari Allah, maka pada saat itu juga ia akan menemukan-Nya bersedia untuk diperdamaikan dengannya. Tidaklah mengherankan jika tidak ada penyeruan tetap kepada Allah di antara para pengikut paus. Oleh karena mereka mencampuradukkan jasa mereka, pembayaran mereka, dan persiapan baik mereka – menurut istilah mereka – dengan anugerah Allah, maka mereka selalu berada dalam ketegangan dan keraguan tentang rekonsiliasi mereka dengan Allah. Maka semakin banyak mereka berdoa, semakin banyak mereka menambahkan kesusahan dan siksaan mereka, seperti seseorang menaruh kayu di api yang menyala. Siapa yang ingin mendapatkan manfaat dari doa, harus memulai dengan pengampunan dosa secara cuma-cuma. Juga tepat untuk menandai penyebab final, mengapa Allah mau mengampuni, dan tidak pernah mendekat tanpa menunjukkan betapa mudahnya Ia diperdamaikan dengan mereka yang melayani-Nya; ini adalah keperluan mutlak dari pengharapan mendapatkan pengampunan, demi keberadaan takut akan Allah, dan ibadah pada Allah dalam dunia ini.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment