Tuesday, October 9, 2018

Mazmur 131


TUHAN, aku tidak tinggi hati. Di sini Daud mengajar suatu pelajaran yang sangat berguna bagi kita, dan yang harus mengatur hidup kita: menjadi puas dengan bagian yang Allah telah putuskan bagi kita, merenungkan panggilan-Nya bagi kita, dan bukan bertujuan membuat sendiri bagian kita; penuh penguasaan diri dalam keinginan kita, menghindari usaha nekad, dan dengan riang membatasi diri kita dalam wilayah kita, dan bukannya mencoba hal luar biasa. Ia menyangkal bahwa hatinya sombong, sebab itulah penyebab keterburu-buruan yang tidak dipertanggungjawabkan dan tingkah laku yang congkak. Bukankah kesombongan yang membuat manusia dijerumuskan nafsu, mencoba hal-hal yang congkak, terburu-buru dalam jalan yang mereka pilih tanpa akal sehat, dan membuat kacau seluruh dunia? Jika kesombongan ini dikekang, maka semua orang akan mempelajari tingkah laku yang penuh penguasaan diri.

Kita melihat bagaimana Allah membingungkan usaha sombong dan penuh bualan dari anak-anak dunia ini. Mereka menjalani seluruh karir liar mereka, mereka menjungkirbalikkan bumi untuk kesenangan mereka, dan mengulurkan tangan mereka ke segala arah; mereka penuh kepuasan memikirkan kehebatan dan kerajinan mereka, dan tiba-tiba, ketika segala rencana mereka telah matang, semuanya digagalkan, karena tidak ada ketetapan dalam mereka. Ada dua bentuk kesombongan dari orang-orang yang tidak mau tunduk sebagai pengikut Allah yang rendah hati, orang-orang yang harus lari di hadapan-Nya. Ada yang terburu-buru maju dengan kecepatan nekad, dan nampaknya akan membangun sampai ke langit. Yang lain tidak begitu jelas menunjukkan kebesaran ambisi mereka, mereka lebih lambat, dan dengan hati-hati memperhitungkan masa depan, namun kesombongan mereka tidak lebih kecil. Dengan pengabaian penuh akan Allah, seakan-akan langit dan bumi tunduk pada mereka, mereka memutuskan kehendak mereka tentang apa yang akan mereka capai dalam 10-20 tahun. Mereka seperti membangun dalam laut yang dalam. Namun bangunan mereka tidak akan pernah sampai ke permukaan, betapapun umur mereka diperpanjang. Sedangkan orang-orang seperti Daud, yang tunduk pada Allah, tinggal dalam wilayah mereka, penuh penguasaan diri dalam keinginan mereka, hidup penuh ketenangan dan kepastian.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment