Friday, October 12, 2018

Mazmur 133


Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Ini adalah bukti jelas bahwa Daud memandang segala persatuan sejati antara saudara bersumber dari Allah, dan tujuan sah dari persatuan itu adalah: semua dibawa untuk menyembah Allah dalam kemurnian, dan memanggil nama-Nya dengan satu hati. Apakah Daud akan meminjam istilah urapan suci (ayat 2), jika bukan untuk menunjukkan bahwa agama harus selalu memegang tempat nomor satu? Segala kerukunan yang dapat ada di antara manusia bersifat tawar, jika tidak diwarnai oleh kelezatan manis dari ibadah pada Allah. Kita memegang, bahwa manusia dapat dipersatukan dalam kasih sayang yang timbal balik, dengan tujuan agungnya sebagai berikut, bahwa mereka bersama-sama diletakkan di bawah pemerintahan Allah.

Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Suatu persatuan yang kudus bukan saja merupakan keharuman yang menyenangkan bagi Allah, melainkan juga menghasilkan buah-buah yang baik, seperti embun membasahi tanah dan menyediakan gizi dan kesegaran baginya. Kita tahu Musa mengatakan tanah Yudea tidak seperti Mesir, yang disuburkan sungainya, melainkan Yudea setiap hari minum dari hujan yang turun dari langit (Ul. 11:11). Daud mengatakan, bahwa hidup manusia seperti tanpa gizi, tidak berbuah, dan sengsara, kecuali ditopang oleh harmoni antar saudara.  

Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. Daud menambahkan di akhir, bahwa Allah memerintahkan berkat-Nya ke tempat di mana damai dibudayakan. Artinya Ia menunjukkan betapa kerukunan antar manusia menyenangkan-Nya, dengan menurunkan hujan berkat pada mereka. Hal yang sama dikatakan Paulus dengan kalimat lain (2 Kor. 13:11, Fil. 4:9), ‘Hiduplah dalam damai, dan Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.” Maka, sedapat-dapatnya kita, marilah kita berusaha berjalan dalam kasih persaudaraan, supaya kita boleh mendapatkan berkat Ilahi. Bahkan marilah kita mengulurkan tangan pada orang-orang yang berbeda dari kita, dengan kerinduan menyambut mereka jika mereka kembali pada kesatuan iman. Jika mereka menolak? Biarkan mereka pergi. Satu-satunya persaudaraan yang diakui adalah persaudaraan antara anak-anak Allah.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment