Tuesday, October 16, 2018

Mazmur 137


Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing? Orang-orang Israel di Babel berhenti bernyanyi, dan mempersembahkan korban, sebab tanah di mana mereka sekarang berada, adalah cemar. Orang-orang Kasdim mengira bahwa bangsa Yahudi sekarang terikat selamanya pada tanah di mana mereka dibuang. Sang Pemazmur menyebutnya negeri asing, yang berarti mereka hanya sementara saja berada di sana. Di bawah Kepausan, meski ada bahaya besar ketika orang beriman terlihat tidak mengikuti contoh-contoh di sekeliling mereka, namun Roh Kudus memakai penghalang semacam ini untuk memisahkan mereka dari kompromi yang berdosa. Bagi orang-orang yang mencintai dan mempraktekkan ibadah yang sejati, apakah mereka orang Perancis, Inggris, atau Italia, tanah air mereka sendiri adalah negeri asing ketika mereka hidup di bawah pemerintahan tiran demikian. Namun ada perbedaan antara kita dan umat Allah di waktu yang lampau, sebab pada saat itu ibadah penyembahan pada-Nya hanya terbatas di satu tempat saja. Tetapi sekarang Bait-Nya ada di manapun dua atau tiga orang berkumpul bersama dalam nama Kristus, jika mereka memisahkan diri mereka dari penyembahan berhala, dan mempertahankan kemurnian ibadah Ilahi. Sang Pemazmur bukan memadamkan usaha mereka untuk memuji Allah. Sebaliknya ia mendorong mereka untuk bersabar di dalam penderitaan, hingga kebebasan untuk beribadah pada-Nya di hadapan umum dipulihkan. Ia seperti mengatakan: Bait Allah dan korban telah dirampas dari kita, kita mengembara sebagai orang buangan di tanah yang cemar, dan yang dapat kita lakukan hanyalah berkeluh kesah dan menantikan kelepasan yang dijanjikan.

Jika janji-janji Ilahi memenuhi kita dengan pengharapan dan keyakinan, dan Roh Allah memakai penderitaan kita demi keadilan-Nya, maka kita akan mengangkat kepala kita pada titik paling rendah, dan bermegah dalam fakta bahwa dalam keadaan terburuk pun kita baik-baik saja, dan musuh-musuh kita disiapkan bagi kehancuran.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment