Wednesday, October 17, 2018

Mazmur 138


TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu! Setelah ia ditolong oleh tindakan Allah yang penuh belas kasihan, Daud menyimpulkan bahwa apa yang telah Allah kerjakan itu akan disempurnakan, sebab natur Allah tidak dapat berubah, dan Ia tidak dapat menyingkirkan kebaikan dari diri-Nya sendiri. Tidak diragukan lagi, satu-satunya cara mempertahankan pengharapan di tengah bahaya, adalah dengan mempertahankan pandangan mata kita pada kebaikan Ilahi. Pertolongan kita bergantung pada kebaikan Allah. Allah tidak memiliki kewajiban apapun, tetapi ketika Ia berkehendak demikian, Ia berjanji menaruh perhatian untuk urusan kita. Manusia mungkin meninggalkan suatu proyek karena alasan-alasan yang sepele. Mungkin karena mengerjakan proyek tersebut memang suatu hal yang bodoh dari awalnya. Atau karena mereka dialihkan karena ketidakkonstanan mereka. Atau mereka terpaksa menyerah karena proyek itu melebihi kekuatan mereka sehingga mereka tidak sanggup. Tetapi semua hal ini tidak mungkin terjadi pada Allah. Maka tidak ada kesempatan untuk kuatir bahwa pengharapan kita akan dikecewakan dalam jalannya menuju penggenapan. Kecuali dosa dan ketidakbersyukuran, tidak ada apapun dari pihak kita yang menginterupsi aliran kebaikan Ilahi yang terus-menerus dan tidak berubah. Apa yang kita pegang teguh oleh iman kita, tidak akan pernah dirampas Allah dari kita, atau dibiarkan jatuh dari tangan kita. Ketika Daud menyatakan bahwa Allah menyempurnakan keselamatan umat-Nya, ia tidak menyetujui kemalasan, melainkan meneguhkan imannya dan menggerakkan dirinya untuk berdoa. Apa penyebab kecemasan dan ketakutan yang dirasakan orang saleh, selain kesadaran akan kelemahan mereka dan kebergantungan total pada Allah? Pada saat yang sama mereka bersandar dengan keyakinan penuh pada kasih karunia Allah, seperti Paulus tuliskan pada jemaat Filipi, “yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya” (Fil. 1:6). Kegunaan doktrin ini, adalah mengingat, ketika kita jatuh atau goyah dalam batin kita, bahwa Allah akan meneruskan keselamatan kita sampai pada akhirnya, karena Ia telah memulainya. Sesuai dengan itu, kita harus mendedikasikan diri kita pada doa, supaya jangan karena kemalasan kita, kita menghalangi akses kepada aliran kebaikan Ilahi yang berasal dari sumber yang tidak habis-habisnya.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment