Thursday, October 18, 2018

Mazmur 139:1-10


Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN. Ada dua arti di sini. Pertama, Allah tahu apa yang akan kita katakan, sebelum lidah kita membentuk perkataan. Kedua, meski kita tidak mengucapkan apa-apa, dan berusaha menyembunyikan maksud rahasia kita dengan cara berdiam diri, kita tidak dapat lari dari pengamatan-Nya. Lidah adalah sarana utama komunikasi dan petunjuk dari pikiran manusia. Tetapi Allah yang mengenal hati, tidak memerlukan kata-kata. Bagian paling dalam dari roh kita terbuka bagi pandangan-Nya. 
Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya. Bodohlah jika kita mengukur pengetahuan Allah berdasarkan pengetahuan kita sendiri, padahal pengetahuan-Nya jauh melampaui pengetahuan kita. Banyak orang, ketika mendengar tentang Allah, mengira Ia sama seperti mereka. Kesombongan ini patut dikutuk. Biasanya mereka tidak akan mengijinkan pengetahuan-Nya lebih besar daripada pendapat mereka sendiri. Sebaliknya, Daud mengakui itu lebih besar daripada pemahamannya. Kata-kata tidak dapat menggambarkan kemutlakan ini, yaitu betapa mutlaknya pandangan Allah atas segala sesuatu. Pengetahuan-Nya tidak terbatas dan tidak terukur, sehingga Daud hanya dapat merenungkan keluasannya dengan kesadaran akan kebodohannya sendiri.
Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Arti Roh Allah di sini bukan hanya kuasa-Nya, seperti di beberapa bagian lain di Alkitab, melainkan pengertian dan pengetahuan-Nya. Roh adalah tempat dari kecerdasan dalam manusia, dan di sini demikian juga dengan Allah. Maksud Daud adalah, ia tidak dapat berpindah tempat tanpa Allah melihatnya, dan mengikutinya dengan mata-Nya.
Juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku. Seandainyapun seseorang terbang dengan kecepatan cahaya, ia tidak dapat menemukan tempat persembunyian dari kuasa Ilahi. Tangan artinya kuasa, dan maksudnya adalah, jika seseorang berusaha menghindari pengamatan Allah, mudah saja bagi-Nya untuk menangkap dan menarik sang buronan.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment