Friday, October 19, 2018

Mazmur 139:11-16


Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam," maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang. Mungkin ada yang berpikir, pengamatan bahwa berkaitan dengan Allah tidak ada perbedaan antara terang dan gelap, bukan sesuatu yang penting. Orang itu perlu diingatkan, bahwa semua pengamatan membuktikan, betapa sulitnya manusia dibawa secara terang-terangan dan terbuka ke hadapan Allah. Dengan kata-kata, kita semua mengakui bahwa Allah maha tahu. Tidak seorang pun dapat membayangkan menentang hal itu, tetapi diam-diam kita tidak mempedulikannya. Kita tidak kuatir mengejek Allah, dan tidak memiliki hormat pada-Nya bahkan seperti pada sesama manusia ciptaan. Kita malu jika orang lain mengetahui dan menyaksikan kelemahan kita. Tetapi kita tidak peduli tentang apa yang Allah pikir mengenai kita, seakan-akan dosa-dosa kita tersembunyi dari pengamatan-Nya. Mabuk kepayang ini, jika tidak ditegur dengan tajam, akan segera mengubah terang menjadi gelap, dan karena itu Daud membicarakan panjang lebar topik ini untuk menyangkal salah pengertian kita.
Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Daud menggambarkan Allah sebagai raja yang bertahta di atas manusia, dan menunjukkan tidak ada alasan untuk heran, jika segala putaran dan tempat persembunyian dalam hati kita tidak tersembunyi bagi-Nya. Bagi-Nya, ketika kita berada dalam rahim ibu, kita terlihat sama jelasnya seperti sedang berdiri di depan-Nya pada siang hari bolong.
Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi. Daud menggambarkan dengan pengumpamaan keahlian yang tak terbayangkan dalam pembentukan tubuh manusia. Ketika kita meneliti bahkan kuku di jari kita, tidak ada yang dapat diubah tanpa ketidaknyamanan yang sama besarnya seperti terkilir. Jika kita menghitung setiap bagian individual, di mana dapat kita temukan ahli tenun yang dapat mencapai seperseratus saja struktur rumit ini? Kita tidak perlu heran, jika Allah yang membentuk manusia begitu sempurna dalam rahim, dapat memiliki pengetahuan tepat tentang manusia setelah kelahirannya.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment