Tuesday, October 23, 2018

Mazmur 142


Dengan nyaring aku berseru-seru kepada TUHAN, dengan nyaring aku memohon kepada TUHAN. Daud tidak menyerah kepada keluhan lantang dan tak berguna di hadapan manusia, maupun membuat dirinya menderita dengan siksaan kekuatiran dalam batin yang ia tekan. Melainkan ia memberitahukan kesedihannya kepada Tuhan dengan keyakinan tanpa kecurigaan.
Ketika semangatku lemah lesu di dalam diriku, Engkaulah yang mengetahui jalanku. Meski ia mengakui bahwa ia merasakan kecemasan, tetapi ia menegaskan apa yang ia katakan mengenai keteguhan imannya. Lemah lesu menggambarkan keadaan batin yang berpindah-pindah antara berbagai resolusi ketika tidak kelihatan satu pun jalan keluar dari bahaya, dan menambah tekanan jiwanya dengan berlari ke berbagai pemecahan. Ia menambahkan, bahwa meski tidak terlihat jalan menuju keamanan, tetapi Allah tahu sejak awal bagaimana pertolongannya akan terjadi. Kita diajar, bahwa ketika kita sudah mencoba segala cara dan tetap tidak tahu harus bagaimana, kita tenanglah dengan keyakinan bahwa Allah mengenal penderitaan kita, dan membungkukkan diri untuk memperhatikan kita, seperti kata Abraham, “Allah yang akan menyediakan” (Kej. 22:8).  

Pandanglah ke kanan dan lihatlah, tidak ada seorangpun yang menghiraukan aku; tempat pelarian bagiku telah hilang, tidak ada seorangpun yang mencari aku. Daud menunjukkan sebabnya penderitaan mengerikan yang ia alami, yaitu tidak ada pertolongan manusia atau penghiburan yang bisa diharapkan, dan kehancuran tampak tak terhindari. Ketika ia katakan, ia telah melihat tidak ada seorang teman pun di antara manusia, maksudnya bukan ia melupakan Allah dan berpaling pada pertolongan duniawi. Melainkan, ia telah mencari tahu, sebagaimana seharusnya, apakah ada orang di bumi yang mungkin menolongnya. Jika ada seseorang seperti itu, tanpa ragu, Daud akan mengenali orang itu sebagai alat dari tangan Allah yang penuh belas kasihan. Tetapi rencana Allah adalah ia tidak mendapatkan pertolongan dari manusia manapun, dan kelepasan dari kehancuran yang ia dapatkan, nampak lebih luar biasa.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment