Wednesday, October 24, 2018

Mazmur 143


Janganlah berperkara dengan hamba-Mu ini, sebab di antara yang hidup tidak seorangpun yang benar di hadapan-Mu. Daud menyatakan, bahwa tidak satu manusia pun yang dapat ditemukan adil di hadapan Allah, jika ia dipanggil ke hadapan pengadilan-Nya. Bagian ini memiliki banyak pengajaran bagi kita, yaitu bahwa Allah hanya dapat menunjukkan perkenanan-Nya pada kita jika Ia mencopot karakter seorang hakim, dan memperdamaikan kita kepada diri-Nya dengan pengampunan cuma-cuma akan dosa-dosa kita. Segala keadilan manusia tidak dihitung sedikitpun, ketika kita berada di pengadilan-Nya. Supaya kita mendapat pandangan yang tepat mengenai hal ini, pertama-tama kita perlu memperhatikan apa artinya dibenarkan. Bagian ini membuktikan bahwa orang yang dibenarkan, adalah orang yang dihakimi dan diperhitungkan sebagai adil di hadapan Allah, dan yang hanya memperoleh pengampunan dengan mengakui bahwa mereka dapat dengan adil dinyatakan bersalah. Jika kesempurnaan dapat ditemukan di dunia ini, tentunya dibanding semua orang lain, Daud dapat bermegah mengenai itu. Juga keadilan Abraham dan para leluhur kudus bukannya tidak ia ketahui. Tetapi ia tidak mengecualikan baik mereka maupun dirinya sendiri, melainkan meletakkan prinsip universal dari pendamaian dengan Allah, yaitu kita harus menyerahkan diri kita pada belas kasihan-Nya.

Tidak ada hal tengah-tengah di antara dua hal ini, yang dinyatakan di Alkitab sebagai lawan: dibenarkan oleh iman dan dibenarkan oleh perbuatan. Adalah absurd bagi para pengikut paus yang menciptakan spesies ketiga dari keadilan, yang sebagian dihasilkan perbuatan mereka, dan sebagian diberikan Allah pada mereka dalam belas kasihan-Nya. Tanpa ragu, ketika ia tegaskan, tidak ada orang yang dapat tahan berdiri di hadapan Allah, jika perbuatannya dihakimi, sedikitpun Daud tidak membayangkan keadilan bersifat ganda seperti demikian. Ia akan membungkam kita dengan kesimpulan bahwa Allah hanya memiliki perkenanan berdasarkan belas kasihan-Nya, sebab yang namanya keadilan manusia tidak memiliki arti apa-apa di hadapan-Nya.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment