Saturday, October 27, 2018

Mazmur 146


Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan. Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah. Hal ini dijelaskan lebih di ayat berikutnya, di mana kita diberitahu betapa singkatnya dan sekilas hidup manusia itu. Meski Allah melonggarkan kekang, dan membiarkan para pangeran menyerbu surga dengan usaha paling liar, tetapi melayangnya nyawa, seperti sebuah hembusan nafas, tiba-tiba mengacaukan segala keputusan dan rencana mereka. Tubuh adalah tempat berdiamnya roh, hal ini dapat dimengerti demikian; pada saat kematian Allah memanggil pulang roh. Kita dapat juga mengartikannya lebih sederhana, dengan nafas hidup; ini lebih sesuai konteks, bahwa begitu seorang manusia berhenti bernafas, mayatnya tunduk kepada pembusukan. Maka semua yang menaruh kepercayaannya pada manusia, bergantung pada sebuah nafas yang sementara saja.   

Pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya. Dalam ungkapan ini Daud mengkritik kegilaan para pangeran yang tidak mengenal batas dalam harapan dan keinginan mereka, dan memanjati surga dalam ambisi mereka, seperti Alexander dari Makedonia yang gila. Ketika ia mendengar bahwa ada dunia-dunia lain, ia meratap karena ia belum menaklukkan satupun, meski segera setelah itu sebuah tempat abu cukup baginya. Pengamatan menunjukkan bahwa skema para pangeran itu dalam dan rumit. Supaya kita tidak jatuh dalam meletakkan pengharapan kita pada mereka, Daud mengatakan bahwa hidup para pangeran pun berlalu dengan cepat dan seketika, dan pada saat itu segala rencana mereka lenyap.   

Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong. Daud tidak membatasi kebahagiaan orang percaya hanya pada kesadaran masa kini, seakan-akan mereka hanya bahagia ketika Allah secara terang-terangan dan terbuka tampil sebagai penolong mereka. Ia meletakkan kebahagiaan mereka dalam hal berikut, yaitu mereka sungguh-sungguh yakin, bahwa mereka dapat berdiri sepenuhnya oleh anugerah Allah. Ia menyebut Allah sebagai Allah Yakub, untuk membedakan-Nya dari sejumlah besar ilah palsu yang membuat orang tak beriman bermegah. Dan hal ini memang tepat; karena meski semua orang bermaksud mencari Allah, hanya sedikit yang mengambil jalan yang benar.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment