Sunday, October 28, 2018

Mazmur 147


TUHAN membangun Yerusalem. Secara langsung, tujuan sang Pemazmur bukan sekedar merayakan anugerah Allah yang cuma-cuma dalam Ia pertama-tama mendirikan Gereja. Ia bertujuan untuk membangun argumen dari anugerah pertama ini, bahwa karena Allah telah satu kali membangun Gereja dengan tujuan mempertahankannya selamanya, maka Allah tidak akan membiarkan Gereja-Nya jatuh. Allah tidak mengabaikan karya tangan-Nya. Penghiburan ini perlu diaplikasikan pada masa kita sekarang ini, di mana kita melihat Gereja dipecah-belah di berbagai sisi, sampai kita dipimpin ke pengharapan bahwa seluruh kaum pilihan yang telah dipersatukan dengan tubuh Kristus, akan dikumpulkan kepada kesatuan iman. Meskipun sekarang anggota-anggota tubuh Kristus terserak, dan tubuh Gereja yang terpenggal-penggal setiap hari mendapatkan gangguan, tetapi akan dipulihkan menjadi keutuhan, sebab Allah tidak akan membiarkan karya-Nya gagal.

Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari. Begitu Allah membuat diketahui kehendak-Nya, segala sesuatu bersepakat untuk melaksanakannya. Tidak tanggaplah orang yang menemui salju dan embun beku yang tiba-tiba, tetapi tidak menangkap betapa cepatnya Firman Allah berlari. Jika kita mau menghindari filsafat natural yang tidak masuk akal, kita harus selalu mulai dengan prinsip berikut, bahwa segala sesuatu dalam alam bergantung pada kehendak Allah, dan seluruh pergerakan alam hanyalah pelaksanaan perintah-perintah-Nya. Ketika air membeku, ketika hujan es menyebar, dan embun beku menggelapkan langit, kita mendapati bukti betapa efektifnya perkataan-Nya. Jika segala peristiwa menakjubkan ini tidak menghasilkan efek apa-apa pada kebanyakan manusia, paling tidak dingin yang membuat badan kita mati rasa, seharusnya memaksa kita menyadari kuasa Allah. Ketika panas matahari membakar kita pada musim panas, dan musim dingin menggantikannya, perubahan demikian seharusnya nampak mengagumkan bagi kita, jika kita belum menganggapnya biasa. Perubahan itu berseru dengan nyaring, bahwa ada seorang Pribadi yang memerintah dari atas.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment