Thursday, March 29, 2018
Mazmur 64
Wednesday, March 28, 2018
Mazmur 63:4-12
Tuesday, March 27, 2018
Mazmur 63:1-3
Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau. Jelaslah bahwa Daud tidak pernah membiarkan dirinya dikalahkan oleh ujian-ujiannya sampai berhenti memanjatkan doa ke surga, dan bahkan ia beristirahat, dengan iman yang teguh dan tetap, di atas janji-janji ilahi. Ketika diserang oleh pencobaan terkecil sekalipun, kita terlalu mudah kehilangan penghiburan dari pengenalan akan Allah yang kita miliki sebelumnya. Maka penting untuk kita memperhatikan dan belajar dari teladan Daud, untuk berjuang mempertahankan keyakinan kita bahkan di bawah kesulitan terburuk. Daud tidak hanya berdoa; ia menempatkan Tuhan di depannya sebagai Allahnya, supaya ia menyerahkan segala bebannya pada-Nya tanpa menunda, ketika ia ditinggalkan semua orang, dan sebagai orang buangan di tengah padang gurun terpencil. Imannya, yang ditunjukkan dalam keyakinan akan karunia dan pertolongan Tuhan, menggerakkan ia untuk berdoa dengan tetap dan sungguh-sungguh untuk karunia yang ia nantikan.
Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu. Allah selalu hadir dalam pemikiran sang Pemazmur, meski ia mengembara di padang gurun dan sangat terbuang. Kengerian dari tempat itu cukup untuk mengalihkan perhatiannya dari perenungannya. Tetapi ia melatih dirinya untuk memandang pada kuasa dan kemuliaan Allah, seakan-akan ia ada dalam tempat kudus-Nya. Orang-orang yang bebal dan penuh takhyul kelihatan penuh semangat dan kesungguhan ketika bertemu dengan upacara-upacara agama. Tetapi kesungguhan mereka menguap ketika upacara-upacara itu tidak ada lagi. Sebaliknya Daud, ketika upacara demikian diambil darinya, ia memelihara itu dalam ingatannya, dan oleh sarana itu, diangkat dalam aspirasi yang tertuju pada Allah. Ketika kita tidak memiliki sarana-sarana kasih karunia yang bersifat eksternal, kita dapat belajar dari Daud untuk menujukan mata iman kita pada Allah dalam situasi terburuk, dan tidak melupakan-Nya ketika simbol dari hal-hal kudus tidak berada dalam jangkauan pandangan kita. Seandainya Perjamuan Kudus, dan sarana-sarana lain yang memajukan kesejahteraan rohani kita, direnggut dari kita oleh kuasa tirani, tidaklah berarti batin kita harus berhenti merenungkan akan Allah.
Monday, March 26, 2018
Mazmur 62:13(b)
Sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Di sini sang Pemazmur menyatakan bahwa Allah yang mengatur dunia berdasarkan providensia-Nya, akan menghakiminya dengan keadilan. Jika kita memelihara penantian akan hal ini, efeknya sangat membahagiakan, yaitu menenangkan pikiran kita, meringankan ketidaksabaran, dan mengontrol tiap kecenderungan untuk mendendam dan membalas pelanggaran yang kita terima. Daud mendudukkan dirinya dan semua orang lain di hadapan pengadilan Allah. Dengan itu ia menguatkan hatinya dengan harapan akan pertolongan yang sedang datang. Ia juga mengajar dirinya untuk memandang enteng penganiayaan kurang ajar dari musuh-musuhnya, dengan merenungkan bahwa perbuatan setiap orang akan dihakimi Allah, yang tak mungkin berhenti menjabat Hakim sama seperti Ia tak mungkin menyangkal diri-Nya sendiri. Dengan demikian kita dapat tenang dalam keyakinan, betapapun beratnya kesalahan yang diperbuat pada kita, betapapun orang fasik menghitung kita sebagai sampah, Allah adalah saksi akan penderitaan kita, Ia akan campur tangan pada waktu yang tepat, dan tidak akan mengecewakan penantian sabar kita.
Dari bagian ini, para pengikut Paus telah membela doktrin mereka, bahwa pembenaran dan keselamatan tergantung pada perbuatan baik. Begitu 'perbuatan' disebut, mereka langsung menangkap ungkapan itu sebagai pernyataan bahwa Allah memberi upah kepada manusia berdasarkan kelayakan mereka. Hal ini tidak mempunyai maksud demikian, melainkan ada tujuan yang sangat berbeda. Roh Kudus menjanjikan upah bagi perbuatan kita, untuk menggerakkan kita kepada ketaatan. Bukan untuk menyalakan keyakinan diri yang tak saleh, yang menebang keselamatan pada akarnya. Kita tahu, tidak ada satupun perbuatan kita, yang di hadapan Allah dapat dihitung sempurna atau murni, dan tanpa noda dosa. Maka segala upah yang diberikan untuk perbuatan kita harus dilacak kembali kepada kemurahan hati-Nya. Alkitab menjanjikan upah bagi para orang kudus, dengan tujuan merangsang pikiran mereka, dan memberi kekuatan dalam peperangan rohani. Adalah absurd jika para pengikut Paus menyatakan bahwa mereka layak menerima apa yang dianugerahkan pada mereka. Mengenai orang fasik, tidak ada yang akan memperdebatkan, bahwa penghukuman yang mereka terima sebagai pelanggar hukum, adalah adil dan pantas.
Sunday, March 25, 2018
Mazmur 62:12-13(a)
Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya, dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan. Ketika manusia mengamati perubahan-perubahan di dunia, biasanya pikiran mereka terayun ke beberapa arah, atau paling tidak cenderung goyah. Namun Daud menunjukkan sebuah prinsip yang lebih pasti untuk pengaturan tingkah laku mereka, yaitu ia merekomendasikan ketundukkan penuh hormat pada Firman Allah. Sangatlah penting bahwa kita ditegakkan di atas kepercayaan pada Firman-Nya. Di sini kita diarahkan pada keyakinan yang tak mungkin salah, yang merupakan bagian dari kepercayaan itu. Allah bertindak dengan konsisten pada diri-Nya sendiri, dan tidak pernah dapat menyeleweng dari apa yang Ia telah katakan. Setiap perkataan yang dikeluarkan Allah harus kita terima sebagai yang memiliki otoritas.